Senin, 02 Desember 2013

LAPORAN ILMIAH



LAPORAN ILMIAH
A.    Pengertian Umum
Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).
Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang laporan ilmiah:
1.      Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
2.      Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
3.      Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
4.      Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5.      Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
6.      Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut. Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1.      Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya.
2.      Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta.
3.      Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum.
4.      Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI).
5.      Tulisan disusun dengan metode tertentu.
6.      Tulisan disusun menurut sistem tertentu.
7.      Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.

B.     Jenis Laporan Ilmiah
1. Laporan Lengkap (Monograf).
a.       Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
b.      Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
c.       Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
d.      Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
e.       Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).
2. Artikel Ilmiah
a.       Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
b.      Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
c.       Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.
3. Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).

C. Sistematika Laporan
Ilmiah Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku karena berisi hal-hal yang terperinci berkaitan dengan data-data yang akurat dan lengkap. Secara umum, sistematika suatu laporan yang lengkap terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup.
1. Bagian Pembuka
Bagian pembuka umumnya digunakan apabila laporan merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan penelitian dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan. Bagian pembuka ini terdiri atas :
a.       Halaman judul: judul, maksud, tujuan penulisan, identitas penulis, instansi asal, kota penyusunan, dan tahun.
b.      Halaman pengesahan (jika perlu).
c.       Halaman motto/semboyan (jika perlu).
d.      Halaman persembahan (jika perlu).
e.       Prakata;
f.       Daftar isi;
g.      Daftar tabel (jika ada).
h.      Daftar grafik (jika ada).
i.        Daftar gambar (jika ada).
j.        Abstak : uraian singkat tentang isi laporan.
2. Bagian Isi
Bagian isi merupakan menyajikan atau mengomunikasikan informasi ilmiah yang ingin disampaikan. Pada bagian isi inilah seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara lengkap. Bagian isi terdiri dari :
a. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan merupakan tulisan yang disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh pembaca untuk dapat memahami informasi yang akan disampaikan Pendahuluan terdiri atas :
·         Latar belakang.
·         Identitas masalah.
·         Pembatasan masalah.
·         Rumusan masalah.
·         Tujuan dan manfaat.
b. Bab II :
Kajian Pustaka
Kajian pustaka mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa. Berdasarkan analisis terhadap pustaka tersebut, peneliti dapat membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan variabel penelitian yang penting dan hubungan antarvariabel tersebut.
c. Bab III :
Metode
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data, serta kelemahan penelitian.
d. Bab IV :
Pembahasan
Pembahasan pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
e. Bab V :
Penutup
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran dari laporan ilmiah tersebut. Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Kesimpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang telah dituliskan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai penelitian lanjut yang dapat dilakukan
3. Bagian Penutup
a.       Daftar Pustaka.
b.      Daftar Lampiran.
c.       Indeks daftar istilah.

C.    Langkah-Langkah Membuat Laporan
Agar dapat menyusun laporan yang baik dan efektif, perlu dipersiapkan dengan matang. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah seperti berikut.
1.      Menetapkan tujuan laporan Pembuat laporan harus tahu, untuk apa laporan dibuat dan siapa yang akan membaca laporan tersebut.
2.      Menentukan Bahan Laporan Bahan-bahan laporan yang dapat digunakan adalah:
a.       Surat-surat keputusan.
b.      Notulen hasil rapat.
c.       Buku-buku pedoman.
d.      Hasil kegiatan.
e.       Hasil penelitian.
f.       Hasil diskusi.
3.      Menentukan cara penngumpulan data Cara pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
a.       Membuat petunjuk pelaksanaan bagi peneliti yang menjelaskan sasaran dan penyesuaian kegiatan.
b.      Melakukan wawancara.
c.       Mengumpulkan dokumen pelaksanaan kegiatan.
d.      Penyusunan daftar pengecekkan untuk melihat data yang ada dan yang tidak ada.
4. Mengevaluasi Data Data yang telah dikumpulkan dievaluasi untuk dibuat suatu simpulan.
5. Membuat Kerangka Laporan Kerangka laporan dibuat sesuai dengan sistematika laporan.

D.    Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya mempunyai pertalian dengan sebuah tulisan atau sebagian dari tulisan yang sedang dibuat. Melalui daftar pustaka, pembaca dapat mengetahui keseluruhan sumber yang digunakan dalam tulisan yang dibacanya sehingga dapat merujuk pada sumber asli Unsur-unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi: nama penulis, tahun penerbitan, judul tulisan, kota tempat penerbitan, dan nama penerbit.
Penulisan daftar pustaka, secara umum adalah sebagai berikut.
1.      Daftar Pustaka disusun secara alfabet (A,B,C,.....) berturut-turut dari atas ke bawah tanpa menggunakan angka arab, tanda hubung, dan semacamnya.
2.      Cara penulisan sebuah sumber pustaka berturut-turut adalah sebagai berikut.
a.       Penulisan nama pengarang Nama pengarang bagian belakang (nama akhir atau nama keluarga) ditulis lebih dahulu, diikuti tanda koma baru nama bagian depan kemudian diikuti titik. Jika buku disusun oleh sebuah komisi atau lembaga, dipakai menggantikan nama pengarang. Jika tidak ada nama pengarang, urutannya harus dimulai dengan judul buku.
b.      Menuliskan tahun terbit buku, diikuti tanda titik.
c.       Menuliskan judul buku, diberi garis bawah atau ditulis dengan huruf miring, diikuti tanda titik.
d.      Menuliskan tempat atau kota penerbitan, diikuti tanda titik dua.
e.       Menuliskan nama penerbit dan diikuti tanda titik.
3.      Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama penulisnya, sumber ditulis dari buku yang lebih dulu terbit diikuti buku yang terbit kemudian.
4.      Bila tidak ada nama penulis, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet.
5.      Jarak antara baris dan baris untuk satu referensi adalah satu spasi tetapi jarak antara pokok dengan pokok adalah dua spasi.
6.      Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak empat ketukan mesin tik.
7.      Apabila sebuah referensi ditulis oleh lebih dari dua orang penulis, hanya satu nama yang dicantumkan dalam daftar pustaka dengan susunan nama terbalik. Untuk nama penulis lainnya disingkat dkk atau dll.

F. Format Penulisan Laporan
Ukuran dan Jenis Kertas Format penulisan sesuai dengan sistematika laporan formal di atas. Format penulisannya tergambarkan dalam daftar isi dengan pengetikan atau penulisan yang teratur, terperinci, dan jelas bagian-bagiannya. Adapun teknik penulisan meliputi hal-hal sebagai berikut.
1.      Margin Ukuran margin terdiri atas batas kiri dan batas atas 4 cm. Serta batas kanan dan batas bawah 3 cm dari pinggir kertas. Semua tulisan termasuk tabel dan gambar berada dalam margin. Subjudul bagian bawah halaman harus diikuti dengan dua baris penuh di bawahnya, bila tidak memungkinkan subjudul ditulis pada halaman berikutnya. Begitupun kata terakhir pada suatu halaman tidak boleh dipisahkan ke halaman berikutnya tetapi seluruh kata ditulis pada halaman berikutnya.
2.      Spasi Secara umum keseluruhan tulisan menggunakan spasi ganda. Kecuali untuk tabel, daftar pustaka, dan kutipan mempergunakan pula spasi tunggal (sesuai dengan aturan penulisan kutipan dan daftar pustaka). Alinea baru dapat dimulai dengan perbedaan spasi.
3.      Penomoran Penomoran meliputi penomoran halaman, bab, subbab, dan rincian uraian.
a.       Penomoran Halaman Halaman-halaman pendahuluan diberi nomor dengan menggunakan angka romawi kecil. Halaman-halaman isi dan penunjang menggunakan angka arab. Letak penomoran halaman ditempatkan di tengah dan dua spasi di atas margin bawah (bottom, center, headfooter 2,2 cm)
b.      Penomoran Bab dan Subbab Penomoran mempergunakan penanda urutan sebagai berikut.
1)      Tingkat pertama dengan tanda: I, II, III, IV, V, dan seterusnya.
2)      Tingkat kedua dengan tanda: 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, dan seterusnya.
3)      Tingkatan ketiga dengan tanda: 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3, 1.1.3, 1.1.4, 1.1.5, dan seterusnya.
4)      Tingkatan keempat dengan tanda: 1.1.1.1, 1.1.1.2, 1.1.1.3, 1.1.1.4, dan seterusnya.
5)      Tingkatan kelima dengan tanda: 1.1.1.1.1, 1.1.1.1.2, 1.1.1.1.3, 1.1.1.1.4, dan seterusnya.
4.      Tabel atau Gambar
a.       Tabel Sebuah tabel terdiri atas nomor dan judul tabel, stub, box head, dan body. Nomor tabel ditulis dengan angka arab. Penomoran tabel menurut bab, misalnya nomor tabel 2.1, artinya tabel tersebut tabel pertama yang ada pada bab kedua. Judul harus padat dan dapat memberikan keterangan tentang data yang tercantum dalam tabel. Judul ditulis dengan huruf kapital setiap unsur katanya kecuali kata hubung. Apabila tabel bersumber pada tulisan atau referensi lain, tuliskan sumber referensinya pada bawah tabel.
b.      Gambar Istilah gambar mencakup di dalamnya diagram bundar, batang, garis, histogram, dan sebagainya. Gambar harus diberi nomor dan judul. Pemberian nomor dan judul tidak berbeda dengan pemberian nomor dan judul pada tabel. Perbedaannya terletak pada penempatan. Nomor dan judul gambar diletakkan di bawah gambar.
5.      Bahasa Bahasa yang dipergunakan dalam laporan ilmiah harus mengandung kejelasan dan reproduktif. Untuk ejaan dan peristilahan berpedoman pada EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah.
6.      Jenis Kertas Jenis kertas yang dipakai adalah jenis HVS, ukuran folio, atau kuarto bergantung pada aturan yang telah ditetapkan.

Sumber: http://mikhaanitaria.blogspot.com/2010/04/laporan-ilmiah.html

Contoh Laporan Ilmiah
 
LAPORAN ILMIAH TENTANG LUMUT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan ilmiah  ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana. Laporan ilmiah ini berisikan tentang informasi mengenai penelitian yang saya lakukan, yang lebih khususnya membahas tentang lumut.
Semoga makalah ini dapat berguna untuk pengetahuan mengeniai lumut yang ada disekitar kita.
Laporan ini saya akui dari pengamatan orang lain yang saya dapat dari media internet. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memaafkan saya karena belum bisa membuat laporan ilmiah sendiri.

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG   
1.2 RUMUSAN MASALAH  
1.3 TUJUAN PENELITIAN 
1.4 MANFAAT PENELITIAN 
1.5 METODE PENULISAN  
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI   
2.2 RUMUSAN HIPOTESIS  
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN     
3.2 INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN  
3.3 JADWAL DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN 
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI DATA
4.2 PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penulis membatasi laporan ini seputar :
1.      Tumbuhan Lumut.
2.      Perkembangan dan pertumbuhan lumut.
3.      Pengaruh pemberian cahaya pada tumbuhan lumut.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini :
1.      Untuk membuktikan perbedaan kecepatan pertumbuhan tumbuhan lumut
2.      Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang makhluk hidup.
3.      Untuk mengetahui dan lebih mengenal tentang tumbuhan lumut.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah :
1.      Dapat menentukan habitat tumbuhan lumut.
2.      Dapat mendeskripsikan proses pertumbuhan tanaman lumut.
3.      Dapat menganalisis masalah yang terjadi  pada proses pertumbuhan.
4.      Dapat memahami keanekaragaman hayati.
5.      Dapat mengembangkan potensi usaha dari kerajinan tumbuhan lumut.
1.5 METODE PENULISAN
Dalam pembuatan laporan ini dilakukan dengan cara :
1.      Metode observasi.
2.      Membaca beberapa buku di perpustakaan sekolah.
3.      Mengumpulkan data dari internet.

 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
Berdasarkan teori yang ada, beberapa jenis lumut memiliki ruang lingkup kehidupan yang luas, namun beberapa hanya berada pada habitat khusus. Secara umum lumut tidak dapat tumbuh pada habitat kering, kebanyakan hidup pada tempat yang kelembabannya tinggi, dan teduh. Jika dikaji secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa kebanyakan lumut memiliki range ekologi yang agak sempit dan terbatas sehingga tumbuhan lumut mempunyai nilai penting yang cukup besar sebagai indikator habitat tertentu. Faktor biotik yang mempengaruhi kehidupan tumbuhan lumut adalah menyangkut masalah kompetisi diantara tumbuhan lumut itu sendiri, baik untuk mendapatkan makanan maupun untuk tempat hidupnya. Sedangkan faktor abiotiknya meliputi :
1.      Faktor cahaya, umumnya tumbuhan normal membutuhkan 500 – 1300 lux intensitas cahaya. ( yang akan menjadi bahan percobaan dengan menggunakan sinar matahari ).
2.      Faktor temperatur.
3.      Faktor Air.
Intensitas penghisapan air tergantung pada kandungan air tiap – tiap tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut dalam pengambilan air :
  • Endohydric species, air yang diambil berasal dari substrat dan kemudian dihantarkan secara internal ke organ daun atau permukaan evaporasi lainnya (sifat permukaan dari tumbuhan adalah water rapellent/penolak). Umumnya hidup pada substrat yang kaya nutrien, tempat basah, dan poreus (berpori). Contoh : Polytricaceae, Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
  • Ektohydric species, air mudah diabsorbsi dan hilang melalui segala permukaan tubuh. Sifat karakteristiknya adalah semua bagian tubuhnya dapat menghisap dan menyimpan air dari udara. Contoh : Grimiaceae, Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb.
4.      Faktor angin.
5.      Faktor edafik, meliputi tanah, humus, dan batuan. Karena lumut hidup umumnya di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut dikatakan bersifat saprofit.
2.2 RUMUSAN HIPOTESIS
Keberadaan tumbuhan lumut disuatu tempat selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut meliputi faktor biotik dan abiotik. Tumbuhan lumut jarang ditemukan yang bersifat individu, melainkan hidup berkelompok dan mempunyai bentuk – bentuk kehidupan khusus. Tumbuhan lumut biasanya tumbuh ditempat yang lembab dan berair meskipun begitu lumut juga masih membutuhkan suplai sinar matahari yang cukup, akan tetapi tumbuhan lumut kurang bisa hidup didaerah yang panas dan gersang ditambah lagi mendapat sinar matahari secara langsung, hal ini menyebabkan tumbuhan lumut banyak dijumpai di pinggiran sungai, selokan, maupun pada saluran pembuangan.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah suatu hal yang penting dalam suatu penelitian ilmiah, maka penulis menyusunnya sebagai berikut :
  • Identifikasi variabel, yakni faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian. Ada beberapa variabel dalam suatu penelitian. Untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Pengamatan dilakukan terhadap variabel tersebut, dan mengukur variabel yang di pengaruhinya. Sementara itu, variabel yang lain  dibuat tetap (terkontrol) untuk mengisolir fenomena yang dapat berpengaruh terhadap pengamatan tersebut. Ada pun variabelnya sebagai berikut :
    • Variabel bebas, yaitu sinar cahaya matahari.
    • Variabel tak bebas, yaitu morfologi tumbuhan lumut (pengukuran terhadap luas dari tumbuhan lumut pada media objek).
    • Variabel terkontrol, yaitu luas kayu, ember, serta volum air.
    • Memilih peralatan yang sesuai dengan penelitian.
    • Melakukan pengamatan akurat, dalam hal ini adalah melakukan pengamatan terhadap semua objek dalam penelitian pada saat melakukan penelitian terutama pada alat dan bahan agar tujuan dari penelitian dapat dicapai. Pengamatan juga bertujuan untuk mencatat semua hal dan peristiwa yang terjadi pada objek penelitian. Pengamatan dilakukan secara teliti dan akurat dalam setiap fase penelitiannya.
    • Mengumpulkan data dan hasil penelitian, dalam hal ini pencatatan data harus jelas guna kelancaran penelitian. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengamati setiap perubahan yang terjadi.
    • Mengolah dan menganalisis data, pengolahan  dan penyajian data penting agar dapat menganalisis data dengan benar. Adapun hal yang harus dianalisis sebagai berikut :
      • Apakah setiap data menghasilkan kurva yang mulus.
      • Apakah ada data diluar kurva.
      • Apakah data tersebut dapat diabaikan atau ada suatu alasan tertentu mengapa hal ini terjadi.
      • Ø Kesimpulan, yakni mengenai perumusan mengenai apa yang diperoleh dari suatu penelitian kualitatif.
      • Ø Membuat laporan kegiatan penelitian, yakni hasil penelitian dikomunikasikan secara tertulis dalam bentuk laporan kegiatan penelitian.
3.2 INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Ember.
2.      Gayung.
3.      Penggaris.
4.      Pisau.
5.      Kertas hvs dan alat tulis.
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
1.      Kayu.
2.      Air.
3.3 JADWAL DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
1.      Menyiapkan alat-alat dan bahan untuk melakukan penelitian.
2.      Menyiapkan 2 ember untuk 2 perlakuan, ember yang digunakan harus sama.
3.    Tiap-tiap ember di isi air sebanyak 100 ml agar menjaga kelembaban (tinggi air pada ember 1 cm).
4.      Masukan media pertumbuhan lumut berupa kayu pada kedua ember dengan ukuran:
                    Ukuran Kayu : 10 cm x 15 cm
5.      Letakan kedua ember pada tempat yang berbeda :
                    Ember A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang.
                    Ember B : Diletakan di halaman depan rumah (panas) dengan pencahayaan sangat terang.
6.   Setelah beberapa hari lakukanlah pengamatan terhadap kedua ember tersebut, apakah pada kedua ember tersebut sudah tumbuh lumut.
7.      Lakukan peninjauan setiap 3  hari sekali, dan catat hasilnya.
8.      Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan yang terjadi pada kedua ember ?
9.      Catat setiap terjadi perbedaan dan peristiwa . 
10.  Olah semua data yang telah terkumpul, kemudian buatlah grafik perbandingan.
11.  Tariklah suatu kesimpulan.

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI  DATA
Penelitian ini berlangsung selama 21 hari, dimulai dari tanggal 7 Agustus 2011 hingga tanggal 28 Agustus 2011. Dalam kurun waktu tersebut  telah terjadi berbagai proses pertumbuhan yang berkaitan dengan penelitian ini dan kami pun berhasil mengumpulkan data tersebut dan mengolahnya menjadi suatu laporan ilmiah.
Adapun data yang terkumpul selama penelitian terhadap proses pertumbuhan lumut, adalah sebagai berikut :
Dalam bentuk tabel :
NO
HARI KE
LUAS LUMUT YANG TUMBUH PADA KAYU DI EMBER
KETERANGAN
EMBER A
EMBER B
1
3
5 Cm2
0 Cm2

Air berubah menjadi keruh

2
6
19 Cm2
6,1 Cm2
Kedua ember mulai ditumbuhi lumut
3
9
42,3 Cm2
14 Cm2
Pada ember A air berubah warna menjadi hijau pekat
4
12
98,8 Cm2
35,6 Cm2
Pertumbuhan lumut yang sangat cepat terjadi pada ember A
5
15
137 Cm2
33,2 Cm2
Pada ember B kayu menjadi keropos
6
18
150 Cm2
42,8 Cm2
Pada ember A lumut menutupi seluruh permukaan kayu
7
21
150 Cm2
62 Cm2
Pada ember B kayu berubah menjadi hitam dan kropos
                     
Catatan :        Luas kayu total pada ember 150 Cm2
Ember A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang.
Ember B : Diletakan di halaman teras depan rumah (panas) dengan pencahayaan.
4.2 PEMBAHASAN
Menganalisis data yang di peroleh dari penelitian
  • Secara kualitatif, tempat yang lembab dan mendapat sinar matahari yang cukup menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat, sedangkan  pada tempat yang panas dan kering pertumbuhan lumut cenderung sedikit lambat, hal ini disebabkan karena lumut termaksuk kedalam tumbuhan epifit yang kurang cocok hidup didaerah yang tandus.
  • Secara kuantitatif, Lumut adalah sekelompok vegetasi kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan biasanya tumbuh meluas menutupi permukaan,.setiap tempat yang bersuhu kurang 30 derajat dan lembab pasti mudah untuk di tumbuhi lumut.
Menjelaskan hasil dengan teori yang ada
  • Teori menunjukkan, bahwa tumbuhnya lumut banyak di temukan di tempat-tempat lembab atau basah karena sangat menunjang pertumbuhannya. Akan tetapi lumut tidak dapat beradaptasi dengan baik di daerah kering dan panas. Tumbuhan lumut mempunyai jenis + 25.000 species yang tesebar di seluruh permukaan bumi mulai dari daerah tropic sampai kedaerah kutub utara.
Pada umumnya struktur tubuh tumbuhan lumut mempunya ciri –ciri sebagai berikut :
1.      Bentuk tubuhnya pipih.
2.      Bersel banyak.
3.      Mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulosa.
4.      Melekat pada substartnya.
5.      Bersifat Aututrof.
6.      Bentuk akar seperti benang-benang.
7.      Daunya terdiri atas selapis sel yang mengandung klorofals berbentuk jala.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Lumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa.
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
Jadi secara garis besar hasil penelitian sesuai dengan teori-teori yang sudah ada sebelumnya yang dikemukakan oleh para ahli.
5.2 SARAN
Karena keterbatasan  informasi dan pengetahuan tentang proses pertumbuhan lumut ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan laporan ilmiah, mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan dalam pembuatan laporan ilmiah ini. Tetapi karena keterbatasan itulah saya termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Maka dari itu saya berharap agar dapat lebih memahami tentang pembuatan laporan ilmiah dan juga diharapkan agar lebih sering diadakan pelatihan pembuatan laporan ilmiah, begitupun waktu yang dibutuhkan agar lebih di perpanjang lagi sehingga dapat dihasilkan laporan ilmiah yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA



Masrukhi/1ID07/35413341/TUGAS TATA TULIS DAN KOMUNIKASI ILMIAH  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar