LAPORAN ILMIAH
A.
Pengertian
Umum
Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi,
pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain.
Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang
disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi
serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan
ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan
kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada
orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan
berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati
oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).
Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan
ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung
oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang
berdasarkan metode ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun
berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan,
atau membaca artikel ilmiah.
Berikut ini adalah beberapa hal yang
harus diperhatikan tentang laporan ilmiah:
1. Kegiatan menulis laporan ilmiah
merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
2. Laporan ilmiah mengemukakan
permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
3. Laporan ilmiah merupakan media yang
baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
4. Laporan ilmiah merupakan suatu
dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas,
dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5. Laporan ilmiah dapat digunakan
sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku
juga untuk laporan.
6. Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai
garis besar isi (outline) yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji
dan pembaca laporan tersebut. Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga
bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
Suatu
karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian,
disertai pemecahannya.
2. Pembahasan masalah yang dikemukakan
harus obyektif sesuai realita/ fakta.
3. Tulisan harus lengkap dan jelas
sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum.
4. Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI).
5. Tulisan disusun dengan metode
tertentu.
6. Tulisan disusun menurut sistem
tertentu.
7. Bahasanya harus lengkap, terperinci,
teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya
ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.
B. Jenis Laporan Ilmiah
1.
Laporan Lengkap (Monograf).
a. Menjelaskan proses penelitian secara
menyeluruh.
b. Teknik penyajian sesuai dengan
aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
c. Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya
yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
d. Menjelaskan (juga) kegagalan yang
dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
e. Organisasi laporan harus disusun
secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan
jelas).
2.
Artikel Ilmiah
a. Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan
dari laporan lengkap.
b. Isi artikel ilmiah harus difokuskan
kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
c.
Artikel
ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam
laporan lengkap.
3.
Laporan Ringkas
Laporan
ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang
lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi
masyarakat umum).
C. Sistematika Laporan
C. Sistematika Laporan
Ilmiah Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku
karena berisi hal-hal yang terperinci berkaitan dengan data-data yang akurat
dan lengkap. Secara umum, sistematika suatu laporan yang lengkap terdiri dari 3
bagian pokok, yaitu bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup.
1. Bagian Pembuka
1. Bagian Pembuka
Bagian pembuka umumnya digunakan apabila laporan merupakan
tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan penelitian dalam jurnal
atau bagian dari sebuah buku, tidak seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut
digunakan. Bagian pembuka ini terdiri atas :
a. Halaman judul: judul, maksud, tujuan
penulisan, identitas penulis, instansi asal, kota penyusunan, dan tahun.
b. Halaman pengesahan (jika perlu).
c. Halaman motto/semboyan (jika perlu).
d. Halaman persembahan (jika perlu).
e. Prakata;
f. Daftar isi;
g. Daftar tabel (jika ada).
h. Daftar grafik (jika ada).
i.
Daftar
gambar (jika ada).
j.
Abstak
: uraian singkat tentang isi laporan.
2.
Bagian Isi
Bagian isi merupakan menyajikan atau mengomunikasikan
informasi ilmiah yang ingin disampaikan. Pada bagian isi inilah seluruh
komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian,
hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara lengkap. Bagian
isi terdiri dari :
a.
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan merupakan tulisan yang disusun untuk memberikan
orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan penelitian yang akan dipaparkan,
sekaligus perspektif yang diperlukan oleh pembaca untuk dapat memahami
informasi yang akan disampaikan Pendahuluan terdiri atas :
·
Latar
belakang.
·
Identitas
masalah.
·
Pembatasan
masalah.
·
Rumusan
masalah.
·
Tujuan
dan manfaat.
b.
Bab II :
Kajian
Pustaka
Kajian pustaka mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil
penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa.
Berdasarkan analisis terhadap pustaka tersebut, peneliti dapat membatasi
masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan variabel penelitian yang
penting dan hubungan antarvariabel tersebut.
c. Bab III :
c. Bab III :
Metode
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara rinci mengenai
desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan
analisis data, serta kelemahan penelitian.
d. Bab IV :
d. Bab IV :
Pembahasan
Pembahasan pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan
ilmiah. Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data
serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya.
e. Bab V :
e. Bab V :
Penutup
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran dari laporan
ilmiah tersebut. Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan
relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Kesimpulan
diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang telah
dituliskan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis
perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hasil apa yang paling
penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah
yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan
disertai dengan saran mengenai penelitian lanjut yang dapat dilakukan
3. Bagian Penutup
3. Bagian Penutup
a. Daftar Pustaka.
b. Daftar Lampiran.
c. Indeks daftar istilah.
C.
Langkah-Langkah
Membuat Laporan
Agar dapat menyusun laporan yang baik dan efektif, perlu
dipersiapkan dengan matang. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah seperti
berikut.
1. Menetapkan tujuan laporan Pembuat
laporan harus tahu, untuk apa laporan dibuat dan siapa yang akan membaca
laporan tersebut.
2. Menentukan Bahan Laporan Bahan-bahan
laporan yang dapat digunakan adalah:
a. Surat-surat keputusan.
b. Notulen hasil rapat.
c. Buku-buku pedoman.
d. Hasil kegiatan.
e. Hasil penelitian.
f. Hasil diskusi.
3. Menentukan cara penngumpulan data
Cara pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Membuat petunjuk pelaksanaan bagi
peneliti yang menjelaskan sasaran dan penyesuaian kegiatan.
b. Melakukan wawancara.
c. Mengumpulkan dokumen pelaksanaan
kegiatan.
d. Penyusunan daftar pengecekkan untuk
melihat data yang ada dan yang tidak ada.
4.
Mengevaluasi Data Data yang telah dikumpulkan dievaluasi untuk dibuat suatu
simpulan.
5. Membuat Kerangka Laporan Kerangka laporan dibuat sesuai dengan sistematika laporan.
5. Membuat Kerangka Laporan Kerangka laporan dibuat sesuai dengan sistematika laporan.
D.
Teknik
Penulisan Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi yang berisi buku, makalah,
artikel, atau bahan lainnya mempunyai pertalian dengan sebuah tulisan atau
sebagian dari tulisan yang sedang dibuat. Melalui daftar pustaka, pembaca dapat
mengetahui keseluruhan sumber yang digunakan dalam tulisan yang dibacanya
sehingga dapat merujuk pada sumber asli Unsur-unsur yang ditulis dalam daftar
pustaka secara berturut-turut meliputi: nama penulis, tahun penerbitan, judul
tulisan, kota tempat penerbitan, dan nama penerbit.
Penulisan
daftar pustaka, secara umum adalah sebagai berikut.
1. Daftar Pustaka disusun secara
alfabet (A,B,C,.....) berturut-turut dari atas ke bawah tanpa menggunakan angka
arab, tanda hubung, dan semacamnya.
2. Cara penulisan sebuah sumber pustaka
berturut-turut adalah sebagai berikut.
a. Penulisan nama pengarang Nama
pengarang bagian belakang (nama akhir atau nama keluarga) ditulis lebih dahulu,
diikuti tanda koma baru nama bagian depan kemudian diikuti titik. Jika buku
disusun oleh sebuah komisi atau lembaga, dipakai menggantikan nama pengarang.
Jika tidak ada nama pengarang, urutannya harus dimulai dengan judul buku.
b. Menuliskan tahun terbit buku,
diikuti tanda titik.
c. Menuliskan judul buku, diberi garis
bawah atau ditulis dengan huruf miring, diikuti tanda titik.
d. Menuliskan tempat atau kota penerbitan,
diikuti tanda titik dua.
e. Menuliskan nama penerbit dan diikuti
tanda titik.
3. Apabila digunakan dua sumber pustaka
atau lebih yang sama penulisnya, sumber ditulis dari buku yang lebih dulu
terbit diikuti buku yang terbit kemudian.
4. Bila tidak ada nama penulis, judul
buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet.
5. Jarak antara baris dan baris untuk
satu referensi adalah satu spasi tetapi jarak antara pokok dengan pokok adalah
dua spasi.
6. Baris pertama dimulai dari margin
kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak
empat ketukan mesin tik.
7. Apabila sebuah referensi ditulis
oleh lebih dari dua orang penulis, hanya satu nama yang dicantumkan dalam
daftar pustaka dengan susunan nama terbalik. Untuk nama penulis lainnya
disingkat dkk atau dll.
F.
Format Penulisan Laporan
Ukuran dan Jenis Kertas Format penulisan sesuai dengan
sistematika laporan formal di atas. Format penulisannya tergambarkan dalam
daftar isi dengan pengetikan atau penulisan yang teratur, terperinci, dan jelas
bagian-bagiannya. Adapun teknik penulisan meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Margin Ukuran margin terdiri atas
batas kiri dan batas atas 4 cm. Serta batas kanan dan batas bawah 3 cm dari
pinggir kertas. Semua tulisan termasuk tabel dan gambar berada dalam margin.
Subjudul bagian bawah halaman harus diikuti dengan dua baris penuh di bawahnya,
bila tidak memungkinkan subjudul ditulis pada halaman berikutnya. Begitupun
kata terakhir pada suatu halaman tidak boleh dipisahkan ke halaman berikutnya
tetapi seluruh kata ditulis pada halaman berikutnya.
2. Spasi Secara umum keseluruhan
tulisan menggunakan spasi ganda. Kecuali untuk tabel, daftar pustaka, dan
kutipan mempergunakan pula spasi tunggal (sesuai dengan aturan penulisan
kutipan dan daftar pustaka). Alinea baru dapat dimulai dengan perbedaan spasi.
3. Penomoran Penomoran meliputi
penomoran halaman, bab, subbab, dan rincian uraian.
a. Penomoran Halaman Halaman-halaman
pendahuluan diberi nomor dengan menggunakan angka romawi kecil. Halaman-halaman
isi dan penunjang menggunakan angka arab. Letak penomoran halaman ditempatkan
di tengah dan dua spasi di atas margin bawah (bottom, center, headfooter 2,2
cm)
b. Penomoran Bab dan Subbab Penomoran
mempergunakan penanda urutan sebagai berikut.
1) Tingkat pertama dengan tanda: I, II,
III, IV, V, dan seterusnya.
2) Tingkat kedua dengan tanda: 1.1,
1.2, 1.3, 1.4, 1.5, dan seterusnya.
3) Tingkatan ketiga dengan tanda: 1.1.1,
1.1.2, 1.1.3, 1.1.3, 1.1.4, 1.1.5, dan seterusnya.
4) Tingkatan keempat dengan tanda:
1.1.1.1, 1.1.1.2, 1.1.1.3, 1.1.1.4, dan seterusnya.
5) Tingkatan kelima dengan tanda:
1.1.1.1.1, 1.1.1.1.2, 1.1.1.1.3, 1.1.1.1.4, dan seterusnya.
4. Tabel atau Gambar
a. Tabel Sebuah tabel terdiri atas
nomor dan judul tabel, stub, box head, dan body. Nomor tabel ditulis dengan
angka arab. Penomoran tabel menurut bab, misalnya nomor tabel 2.1, artinya
tabel tersebut tabel pertama yang ada pada bab kedua. Judul harus padat dan dapat
memberikan keterangan tentang data yang tercantum dalam tabel. Judul ditulis
dengan huruf kapital setiap unsur katanya kecuali kata hubung. Apabila tabel
bersumber pada tulisan atau referensi lain, tuliskan sumber referensinya pada
bawah tabel.
b. Gambar Istilah gambar mencakup di
dalamnya diagram bundar, batang, garis, histogram, dan sebagainya. Gambar harus
diberi nomor dan judul. Pemberian nomor dan judul tidak berbeda dengan
pemberian nomor dan judul pada tabel. Perbedaannya terletak pada penempatan. Nomor
dan judul gambar diletakkan di bawah gambar.
5. Bahasa Bahasa yang dipergunakan
dalam laporan ilmiah harus mengandung kejelasan dan reproduktif. Untuk ejaan
dan peristilahan berpedoman pada EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah.
6. Jenis Kertas Jenis kertas yang
dipakai adalah jenis HVS, ukuran folio, atau kuarto bergantung pada aturan yang
telah ditetapkan.
Sumber: http://mikhaanitaria.blogspot.com/2010/04/laporan-ilmiah.html
Contoh Laporan Ilmiah
Contoh Laporan Ilmiah
LAPORAN ILMIAH TENTANG LUMUT
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan laporan ilmiah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin
sangat sederhana. Laporan ilmiah ini berisikan tentang informasi mengenai
penelitian yang saya lakukan, yang lebih khususnya membahas tentang lumut.
Semoga
makalah ini dapat berguna untuk pengetahuan mengeniai lumut yang ada disekitar
kita.
Laporan
ini saya akui dari pengamatan orang lain yang saya dapat dari media internet.
Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memaafkan saya karena
belum bisa membuat laporan ilmiah sendiri.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.3
TUJUAN PENELITIAN
1.4
MANFAAT PENELITIAN
1.5
METODE PENULISAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
KAJIAN TEORI
2.2
RUMUSAN HIPOTESIS
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
RANCANGAN PENELITIAN
3.2
INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
3.3
JADWAL DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1
DESKRIPSI DATA
4.2
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lumut
merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan
basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut
(sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini
melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut
merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan
ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof.
Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai
epifil.
Lumut
merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan
daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut
merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain
mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi
membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang
mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang
lainnya.Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam
Bryophyta.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penulis membatasi laporan ini
seputar :
1.
Tumbuhan Lumut.
2.
Perkembangan dan pertumbuhan lumut.
3.
Pengaruh pemberian cahaya pada
tumbuhan lumut.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan laporan ini :
1.
Untuk membuktikan perbedaan
kecepatan pertumbuhan tumbuhan lumut
2.
Untuk menambah wawasan pengetahuan
tentang makhluk hidup.
3.
Untuk mengetahui dan lebih mengenal
tentang tumbuhan lumut.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penulisan laporan ini
adalah :
1.
Dapat menentukan habitat tumbuhan
lumut.
2.
Dapat mendeskripsikan proses
pertumbuhan tanaman lumut.
3.
Dapat menganalisis masalah yang
terjadi pada proses pertumbuhan.
4.
Dapat memahami keanekaragaman
hayati.
5.
Dapat mengembangkan potensi usaha
dari kerajinan tumbuhan lumut.
1.5 METODE PENULISAN
Dalam pembuatan laporan ini
dilakukan dengan cara :
1.
Metode observasi.
2.
Membaca beberapa buku di
perpustakaan sekolah.
3.
Mengumpulkan data dari internet.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
KAJIAN TEORI
Berdasarkan
teori yang ada, beberapa jenis lumut memiliki ruang lingkup kehidupan yang
luas, namun beberapa hanya berada pada habitat khusus. Secara umum lumut tidak
dapat tumbuh pada habitat kering, kebanyakan hidup pada tempat yang
kelembabannya tinggi, dan teduh. Jika dikaji secara keseluruhan, dapat
dikatakan bahwa kebanyakan lumut memiliki range ekologi yang
agak sempit dan terbatas sehingga tumbuhan lumut mempunyai nilai penting yang
cukup besar sebagai indikator habitat tertentu. Faktor biotik yang mempengaruhi
kehidupan tumbuhan lumut adalah menyangkut masalah kompetisi diantara tumbuhan
lumut itu sendiri, baik untuk mendapatkan makanan maupun untuk tempat hidupnya.
Sedangkan faktor abiotiknya meliputi :
1.
Faktor
cahaya, umumnya tumbuhan normal
membutuhkan 500 – 1300 lux intensitas cahaya. ( yang akan menjadi bahan
percobaan dengan menggunakan sinar matahari ).
2.
Faktor
temperatur.
3.
Faktor Air.
Intensitas
penghisapan air tergantung pada kandungan air tiap – tiap tumbuhan. Adaptasi
tumbuhan lumut dalam pengambilan air :
- Endohydric species, air yang diambil berasal dari substrat dan kemudian dihantarkan secara internal ke organ daun atau permukaan evaporasi lainnya (sifat permukaan dari tumbuhan adalah water rapellent/penolak). Umumnya hidup pada substrat yang kaya nutrien, tempat basah, dan poreus (berpori). Contoh : Polytricaceae, Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
- Ektohydric species, air mudah diabsorbsi dan hilang melalui segala permukaan tubuh. Sifat karakteristiknya adalah semua bagian tubuhnya dapat menghisap dan menyimpan air dari udara. Contoh : Grimiaceae, Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb.
4.
Faktor
angin.
5.
Faktor
edafik, meliputi tanah, humus, dan batuan.
Karena lumut hidup umumnya di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut
dikatakan bersifat saprofit.
2.2
RUMUSAN HIPOTESIS
Keberadaan
tumbuhan lumut disuatu tempat selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor
lingkungan tersebut meliputi faktor biotik dan abiotik. Tumbuhan lumut jarang
ditemukan yang bersifat individu, melainkan hidup berkelompok dan mempunyai
bentuk – bentuk kehidupan khusus. Tumbuhan lumut biasanya tumbuh ditempat yang
lembab dan berair meskipun begitu lumut juga masih membutuhkan suplai sinar
matahari yang cukup, akan tetapi tumbuhan lumut kurang bisa hidup didaerah yang
panas dan gersang ditambah lagi mendapat sinar matahari secara langsung, hal
ini menyebabkan tumbuhan lumut banyak dijumpai di pinggiran sungai, selokan,
maupun pada saluran pembuangan.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1
RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan
penelitian adalah suatu hal yang penting dalam suatu penelitian ilmiah, maka
penulis menyusunnya sebagai berikut :
- Identifikasi variabel, yakni faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian. Ada beberapa variabel dalam suatu penelitian. Untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Pengamatan dilakukan terhadap variabel tersebut, dan mengukur variabel yang di pengaruhinya. Sementara itu, variabel yang lain dibuat tetap (terkontrol) untuk mengisolir fenomena yang dapat berpengaruh terhadap pengamatan tersebut. Ada pun variabelnya sebagai berikut :
- Variabel bebas, yaitu sinar cahaya matahari.
- Variabel tak bebas, yaitu morfologi tumbuhan lumut (pengukuran terhadap luas dari tumbuhan lumut pada media objek).
- Variabel terkontrol, yaitu luas kayu, ember, serta volum air.
- Memilih peralatan yang sesuai dengan penelitian.
- Melakukan pengamatan akurat, dalam hal ini adalah melakukan pengamatan terhadap semua objek dalam penelitian pada saat melakukan penelitian terutama pada alat dan bahan agar tujuan dari penelitian dapat dicapai. Pengamatan juga bertujuan untuk mencatat semua hal dan peristiwa yang terjadi pada objek penelitian. Pengamatan dilakukan secara teliti dan akurat dalam setiap fase penelitiannya.
- Mengumpulkan data dan hasil penelitian, dalam hal ini pencatatan data harus jelas guna kelancaran penelitian. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengamati setiap perubahan yang terjadi.
- Mengolah dan menganalisis data, pengolahan dan penyajian data penting agar dapat menganalisis data dengan benar. Adapun hal yang harus dianalisis sebagai berikut :
- Apakah setiap data menghasilkan kurva yang mulus.
- Apakah ada data diluar kurva.
- Apakah data tersebut dapat diabaikan atau ada suatu alasan tertentu mengapa hal ini terjadi.
- Ø Kesimpulan, yakni mengenai perumusan mengenai apa yang diperoleh dari suatu penelitian kualitatif.
- Ø Membuat laporan kegiatan penelitian, yakni hasil penelitian dikomunikasikan secara tertulis dalam bentuk laporan kegiatan penelitian.
3.2
INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Ember.
2.
Gayung.
3.
Penggaris.
4.
Pisau.
5.
Kertas hvs dan alat tulis.
Adapun
bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
1.
Kayu.
2.
Air.
3.3
JADWAL DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
1.
Menyiapkan alat-alat dan bahan untuk
melakukan penelitian.
2.
Menyiapkan 2 ember untuk 2
perlakuan, ember yang digunakan harus sama.
3. Tiap-tiap ember di isi air sebanyak
100 ml agar menjaga kelembaban (tinggi air pada ember 1 cm).
4.
Masukan media pertumbuhan lumut
berupa kayu pada kedua ember dengan ukuran:
Ukuran
Kayu : 10 cm x 15 cm
5.
Letakan kedua ember pada tempat yang
berbeda :
Ember
A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang.
Ember
B : Diletakan di halaman depan rumah (panas) dengan pencahayaan sangat terang.
6. Setelah beberapa hari lakukanlah
pengamatan terhadap kedua ember tersebut, apakah pada kedua ember tersebut
sudah tumbuh lumut.
7.
Lakukan peninjauan setiap 3
hari sekali, dan catat hasilnya.
8.
Apakah terdapat perbedaan
pertumbuhan yang terjadi pada kedua ember ?
9.
Catat setiap terjadi perbedaan dan
peristiwa .
10.
Olah semua data yang telah
terkumpul, kemudian buatlah grafik perbandingan.
11.
Tariklah suatu kesimpulan.
BAB
IV
DATA
DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI DATA
Penelitian
ini berlangsung selama 21 hari, dimulai dari tanggal 7 Agustus 2011 hingga
tanggal 28 Agustus 2011. Dalam kurun waktu tersebut telah terjadi
berbagai proses pertumbuhan yang berkaitan dengan penelitian ini dan kami pun
berhasil mengumpulkan data tersebut dan mengolahnya menjadi suatu laporan
ilmiah.
Adapun
data yang terkumpul selama penelitian terhadap proses pertumbuhan lumut, adalah
sebagai berikut :
Dalam
bentuk tabel :
NO
|
HARI KE
|
LUAS LUMUT YANG TUMBUH PADA KAYU DI EMBER
|
KETERANGAN
|
|
EMBER A
|
EMBER B
|
|||
1
|
3
|
5 Cm2
|
0 Cm2
|
Air berubah menjadi keruh
|
2
|
6
|
19 Cm2
|
6,1 Cm2
|
Kedua ember mulai ditumbuhi lumut
|
3
|
9
|
42,3 Cm2
|
14 Cm2
|
Pada ember A air berubah warna menjadi hijau pekat
|
4
|
12
|
98,8 Cm2
|
35,6 Cm2
|
Pertumbuhan lumut yang sangat cepat terjadi pada ember A
|
5
|
15
|
137 Cm2
|
33,2 Cm2
|
Pada ember B kayu menjadi keropos
|
6
|
18
|
150 Cm2
|
42,8 Cm2
|
Pada ember A lumut menutupi seluruh permukaan kayu
|
7
|
21
|
150 Cm2
|
62 Cm2
|
Pada ember B kayu berubah menjadi hitam dan kropos
|
Catatan
: Luas
kayu total pada ember 150 Cm2
Ember
A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang.
Ember
B : Diletakan di halaman teras depan rumah (panas) dengan pencahayaan.
4.2
PEMBAHASAN
Menganalisis
data yang di peroleh dari penelitian
- Secara kualitatif, tempat yang lembab dan mendapat sinar matahari yang cukup menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat, sedangkan pada tempat yang panas dan kering pertumbuhan lumut cenderung sedikit lambat, hal ini disebabkan karena lumut termaksuk kedalam tumbuhan epifit yang kurang cocok hidup didaerah yang tandus.
- Secara kuantitatif, Lumut adalah sekelompok vegetasi kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan biasanya tumbuh meluas menutupi permukaan,.setiap tempat yang bersuhu kurang 30 derajat dan lembab pasti mudah untuk di tumbuhi lumut.
Menjelaskan
hasil dengan teori yang ada
- Teori menunjukkan, bahwa tumbuhnya lumut banyak di temukan di tempat-tempat lembab atau basah karena sangat menunjang pertumbuhannya. Akan tetapi lumut tidak dapat beradaptasi dengan baik di daerah kering dan panas. Tumbuhan lumut mempunyai jenis + 25.000 species yang tesebar di seluruh permukaan bumi mulai dari daerah tropic sampai kedaerah kutub utara.
Pada
umumnya struktur tubuh tumbuhan lumut mempunya ciri –ciri sebagai berikut :
1.
Bentuk tubuhnya pipih.
2.
Bersel banyak.
3.
Mempunyai dinding sel yang tersusun
dari selulosa.
4.
Melekat pada substartnya.
5.
Bersifat Aututrof.
6.
Bentuk akar seperti benang-benang.
7.
Daunya terdiri atas selapis sel yang
mengandung klorofals berbentuk jala.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN
Dari
hasil penelitian di atas kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Lumut
ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di
area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di
kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi
ditemukannya. Beberapa jenis dengan air,
seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni
rawa.
Tumbuhan
lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air
(karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Tumbuhan
ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang
kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Perkembangan
lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan
haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut
dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula
yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan
berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
Jadi
secara garis besar hasil penelitian sesuai dengan teori-teori yang sudah ada
sebelumnya yang dikemukakan oleh para ahli.
5.2 SARAN
Karena
keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang proses pertumbuhan lumut
ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan laporan ilmiah,
mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan dalam pembuatan laporan ilmiah ini.
Tetapi karena keterbatasan itulah saya termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Maka
dari itu saya berharap agar dapat lebih memahami tentang pembuatan laporan
ilmiah dan juga diharapkan agar lebih sering diadakan pelatihan pembuatan
laporan ilmiah, begitupun waktu yang dibutuhkan agar lebih di perpanjang lagi
sehingga dapat dihasilkan laporan ilmiah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Masrukhi/1ID07/35413341/TUGAS
TATA TULIS DAN KOMUNIKASI ILMIAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar