Sabtu, 24 Januari 2015

Tugas 8 : Sosial Masyarakat Kota di Masyarakat



Sosial Masyarakat Kota di Masyarakat

A.  Pengertan masyarakat
Masyarakat dalam arti luas merupakan keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Masyarakat dalam arti sempit yaitu sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu misalnya teritorial, bangsa, golongan dsb.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat- syarat seperti :
1.    Harus ada pengumpulan manusia.
2.    Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu
3.    Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1.    Masyarakat paksaan : negara, tawanan
2.    Masyarakat merdeka
3.    Masyarakat natur, masyarakat yang terjadi dengan sendirinya seperti gerombolan (horde), suku (stam) yang bertalian karena hubungan darah.
4.    Masyarakat kultur, masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, contoh koperasi, kongsi perekonomian, gereja dsb.

B.  Pengertian Masyarakat Kota
Menurut R. Linton, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Max Weber mengemukakan pendapat bahwa suatu tempat disebut kota apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besaar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Barang-barang itu harus dihasilkan oleh penduduk dari pedalaman dan dijualbelikan di pasar itu dan bersifat kosmopolitan.
Sementara Karl Marx dan F. Engels memandang kota sebagai persekutuan yang dibentuk untuk melindungi hak milik dan guna memperbanyak alat-alat produksi dan yang diperlukan agar masing-masing anggota dapat mempertahankan diri.
Berdasarkan pengertian dasar dari masyarakat dan kota dari para ahli, maka dapat dilihat jika masyarakat kota selalu identik dengan sifat yang individual, materialistis, serba mewah, gedung-gedung tinggi, dan aktivitas kerja yang begitu padat. Masyarakat kota disebut dengan urban community, dimana lebih diartikan sebagai kehidupan komunitas yang memiliki sifat kehidupan dan ciri-ciri kehidupan yang tentu berbeda dengan masyarakat desa. 

C.  Ciri-ciri Masyarakat Kota
Ahli Geografi Indonesia yakni Prof. Bintarto (1984) membedakan dua ciri-ciri yang dimiliki sebuah kota sehingga masyarakat yang berada di dalamnya disebut masyarakat kota. Berikut ciri-cirinya:
1.    Ciri-Ciri Fisik
a)    Sarana perekonomian seperti pasar atau supermarket
b)   Tempat parkir kendaraan yang memadai
c)    Tempat rekreasi dan olahraga
d)   Alun-alun
e)   Gedung-gedung pemerintahan
2.    Ciri-ciri Sosial
a)    Masyarakat heterogen
b)   Bersifat individualistis dan materialistis
c)    Pekerjaan non-agraris
d)   Corak kehidupannya bersifat gesselschaft (hubungan kekerabatan mulai   pudar
e)   Terjadi kesenjangan sosial antara golongan masyarakat kaya dan miskin
f)    Norma-norma agama tidak begitu ketat
g)   Pandangan hidup lebih rasional
h)   Menetapkan strategi keruangan yaitu pemisahan kompleks atau kelompok sosial masyarakat secara tegas
Selain ciri-ciri diatas, masih terdapat beberapa ciri lagi yang terlihat jelas dari masyarakat kota, yakni sebagai berikut:
1.    Orang-orang kota umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
2.    Pembagian kerja antara masyarakat kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
3.    Pekerjaan pada masyarakat kota lebih banyak dibandingkan di desa.
4.    Kehidupan keagamaan masyarakat kota tidak seaktif dengan kehidupan keagamaan di desa.
5.    Jalan pikiran rasional biasanya dianut oleh masyarakat kota.
6.    Waktu sangat penting bagi masyarakat kota yang menjalankan kehidupan (aktivitas kerja atau sekolah) yang serba cepat.
7.    Masyarakat kota juga sangat terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
8.    Perubahan-perubahan sosial lebih nyata pada masyarakat kota.

D.  Kehidupan Masyarakat Kota
Masyarakat kota jika dilihat secara sosial dalam kehidupannya lebih heterogen, individual, persaingan yang tinggi, dan sering terjadi pertentangan atau konflik. Pandangan-pandangan yang masih menyatakan jika masyarakat kota lebih pintar, cekatan dalam menguasai teknologi dan informasi, dan sebagainya juga masih belum dapat diterima secara menyeluruh sebab masih terdapat masyarakat kota yang juga hidup dibawah standar kehidupan sosial. Berikut beberapa uraian mengenai kehidupan masyarakat kota, yakni sebagai berikut:
1.    Lingkungan umum dan orientasi terhadap alam.
Masyarakat kota cenderung mengabaikan kepercayaan yang berkaitan dengan kekuatan alam serta pola hidupnya lebih mendasarkan pada rasionalnya. Masyarakat kota dari segi mata pencaharian juga tidak bergantung pada kekuatan alam, melainkan tingkat kemampuannya dalam persaingan bisnis.
2.    Pekerjaan.
Masyarakat kota cenderung memiliki pekerjaan yang bergantung pada pola industri (kapitalis). Hal tersebut dapat dikatakan bentuk pekerjaan yang primer seperti pengusaha, buruh industri, staff kantor, dan sebagainya. Sementara, kelompok masyarakat kota yang sehari-harinya mencari nafkah seperti pemulung ataupun pengamen termasuk kedalam kelompok masyarakat kota dengan bentuk pekerjaan yang sekunder.
3.     Komunitas.
Masyarakat kota berasal dari sosialkultural yang beragam, dan masing-masing mempunyai tujuan bermacam-macam diantaranya ada yang mencari pekerjaan dan ada yang lebih mengutamakan pendidikan. Itu sebabnya heterogen lebih terasa nyata pada masyarakat perkotaan.
4.    Kepadatan Penduduk.
Tingkat kepadatan di kota jauh lebih tinggi dibandingkan kepadatan masyarakat di desa. Hal tersebut terjadi sebab kebanyakan masyarakat yang tinggal di kota pada awalnya berasal dari berbagai daerah.
5.    Diferensiasi Sosial.
Diferensiasi sosial relative lebih tinggi, sebab perbedaan agama, adat istiadat, bahasa, dan sosialkultural yang dibawa oleh para pendatang dari berbagai daerah cukup tinggi.
6.     Pelapisan Sosial.
Lapisan sosialnya lebih didominasi oleh perbedaan status dan peranan di dalam struktur masyarakatnya. Struktur masyarakat modern lebih menghargai prestasi yang setinggi-tingginya.
7.    Mobilitas Sosial.
Mobilitas pada masyarakat kota lebih dinamis, sebab perputaran uang lebih banyak terjadi diantara masyarakat kota.
8.    Interaksi Sosial.
Interaksi masyaraka kota lebih dikenal dengan sebutan gesseslchaft atau kelompok patembayan. Kelompok tersebut artinya ada hubungan timbal balik dalam bentuk perjanjian-perjanjian tertentu yang orientasinya adalah keuntungan atau juga pamrih, sehingga tidak heran jika interaksi sosial pada masyarakar kota yang terjadi hanya seperlunya saja.
9.    Pengawasan Sosial.
Pengawasn sosial periaku pada masyarakat kota lebih sulih dikontrol sebab masyarakat kurang mengenal satu sama lain dengan luasnya wilayah cultural yang beragam diperkotaan.
10. Pola Kepemimpinan
Kepemimpinan berdasar pada pertanggung jawaban secara rasional atas dasar moral dan hokum. Hubungan antar pemimpin dan masyarakat kota juga berorientasi pada hubungan formalitas saja.
11.  Standar Kehidupan.
Standar kehidupan masyarakat kota diukur dari barang-barang yang dianggap punya nilai (harta benda). Biasanya masyarakat kota lebih mengenal akan deposito atau tabungan. Pandangan masyarakat kota untuk menyimpan uang dalam bentuk deposito dianggap lebih praktis dan mudah.
12. Kesetiakawanan Sosial.
Ikatan solidaritas sosial dan ketiakawanan pada masyarakat kota lebih renggang, artinya hubungan untung rugi lebih dominan terjadi.
13. Nilai dan sistem nilai
Nilai dan sistem nilai di dalam struktur masyarakat kota lebih formal, dengan aturan-aturan yang resmi seperti hukum dan perundang-undangan.

E.  Keruangan Masyarakat Kota
Kota secara internal merupakan satu kesatuan sistem kegiatan fungsional di dalamnya, sedangkan secara eksternal kota dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kota merupakan suatu sistem yang tidak berdiri sendiri jika dilihat dari segi konteks ruang kota.
Kawasan perkotaan di Indonesia dibedakan berdasarkan tingkat administrasinya, antara lain kawasan perkotaan berstatus administratif daerah kota, kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari daerah kabupaten, kawasan perkotaan baru yang merupakan hasil pembangunan yang mengubah kawasan pedesaan menjadi perkotaan, dan kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan.
Jika ditinjau dari segi fisik, kota merupakan kawasan dengan tingkat pembangunan yang tinggi, terletak saling berdekatan, terkonsentrasi, meluas dari pusatnya hingga ke wilayah pinggiran. Berbeda jika di tinjau dari segi sosial, kota merupakan konsentrasi penduduk yang membentuk satu komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas melalui konsentrasi dan spesialisasi tenaga kerja. Terakhir, kota jika ditinjau dari segi ekonomi memiliki fungsi sebagai penghasil produksi barang dan jasa untuk mendukung kehidupan masyarakatnya dan untuk keberlangsungan kota itu sendiri.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar