Sosial Masyarakat Kota di Masyarakat
A. Pengertan
masyarakat
Masyarakat dalam arti
luas merupakan keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak
dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Masyarakat dalam arti sempit
yaitu sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu misalnya
teritorial, bangsa, golongan dsb.
Dari definisi diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat- syarat seperti :
1. Harus
ada pengumpulan manusia.
2. Telah
bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu
3. Adanya
aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan
dan tujuan bersama.
Dipandang dari cara terbentuknya,
masyarakat dapat dibagi dalam :
1.
Masyarakat paksaan : negara, tawanan
2.
Masyarakat merdeka
3.
Masyarakat natur, masyarakat yang
terjadi dengan sendirinya seperti gerombolan (horde), suku (stam) yang
bertalian karena hubungan darah.
4.
Masyarakat kultur, masyarakat yang
terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, contoh koperasi, kongsi
perekonomian, gereja dsb.
B. Pengertian
Masyarakat Kota
Menurut R. Linton, masyarakat adalah
setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga
mereka dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu
kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Max Weber mengemukakan pendapat bahwa
suatu tempat disebut kota apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian
besaar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Barang-barang itu harus dihasilkan
oleh penduduk dari pedalaman dan dijualbelikan di pasar itu dan bersifat
kosmopolitan.
Sementara Karl Marx dan F. Engels
memandang kota sebagai persekutuan yang dibentuk untuk melindungi hak milik dan
guna memperbanyak alat-alat produksi dan yang diperlukan agar masing-masing
anggota dapat mempertahankan diri.
Berdasarkan pengertian dasar dari
masyarakat dan kota dari para ahli, maka dapat dilihat jika masyarakat kota
selalu identik dengan sifat yang individual, materialistis, serba mewah,
gedung-gedung tinggi, dan aktivitas kerja yang begitu padat. Masyarakat kota
disebut dengan urban community, dimana lebih diartikan sebagai kehidupan
komunitas yang memiliki sifat kehidupan dan ciri-ciri kehidupan yang tentu
berbeda dengan masyarakat desa.
C. Ciri-ciri
Masyarakat Kota
Ahli Geografi Indonesia yakni Prof.
Bintarto (1984) membedakan dua ciri-ciri yang dimiliki sebuah kota sehingga
masyarakat yang berada di dalamnya disebut masyarakat kota. Berikut
ciri-cirinya:
1. Ciri-Ciri
Fisik
a) Sarana
perekonomian seperti pasar atau supermarket
b) Tempat
parkir kendaraan yang memadai
c) Tempat
rekreasi dan olahraga
d) Alun-alun
e) Gedung-gedung
pemerintahan
2. Ciri-ciri
Sosial
a) Masyarakat
heterogen
b) Bersifat
individualistis dan materialistis
c) Pekerjaan
non-agraris
d) Corak
kehidupannya bersifat gesselschaft (hubungan kekerabatan mulai pudar
e) Terjadi
kesenjangan sosial antara golongan masyarakat kaya dan miskin
f) Norma-norma
agama tidak begitu ketat
g) Pandangan
hidup lebih rasional
h) Menetapkan
strategi keruangan yaitu pemisahan kompleks atau kelompok sosial masyarakat
secara tegas
Selain ciri-ciri diatas, masih terdapat
beberapa ciri lagi yang terlihat jelas dari masyarakat kota, yakni sebagai
berikut:
1. Orang-orang
kota umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang
lain.
2. Pembagian
kerja antara masyarakat kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
3. Pekerjaan
pada masyarakat kota lebih banyak dibandingkan di desa.
4. Kehidupan
keagamaan masyarakat kota tidak seaktif dengan kehidupan keagamaan di desa.
5. Jalan
pikiran rasional biasanya dianut oleh masyarakat kota.
6. Waktu
sangat penting bagi masyarakat kota yang menjalankan kehidupan (aktivitas kerja
atau sekolah) yang serba cepat.
7. Masyarakat
kota juga sangat terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
8. Perubahan-perubahan
sosial lebih nyata pada masyarakat kota.
D. Kehidupan
Masyarakat Kota
Masyarakat kota jika dilihat secara
sosial dalam kehidupannya lebih heterogen, individual, persaingan yang tinggi,
dan sering terjadi pertentangan atau konflik. Pandangan-pandangan yang masih
menyatakan jika masyarakat kota lebih pintar, cekatan dalam menguasai teknologi
dan informasi, dan sebagainya juga masih belum dapat diterima secara menyeluruh
sebab masih terdapat masyarakat kota yang juga hidup dibawah standar kehidupan
sosial. Berikut beberapa uraian mengenai kehidupan masyarakat kota, yakni
sebagai berikut:
1. Lingkungan
umum dan orientasi terhadap alam.
Masyarakat kota cenderung mengabaikan kepercayaan yang
berkaitan dengan kekuatan alam serta pola hidupnya lebih mendasarkan pada
rasionalnya. Masyarakat kota dari segi mata pencaharian juga tidak bergantung
pada kekuatan alam, melainkan tingkat kemampuannya dalam persaingan bisnis.
2. Pekerjaan.
Masyarakat kota cenderung memiliki pekerjaan yang bergantung
pada pola industri (kapitalis). Hal tersebut dapat dikatakan bentuk pekerjaan
yang primer seperti pengusaha, buruh industri, staff kantor, dan sebagainya.
Sementara, kelompok masyarakat kota yang sehari-harinya mencari nafkah seperti
pemulung ataupun pengamen termasuk kedalam kelompok masyarakat kota dengan
bentuk pekerjaan yang sekunder.
3. Komunitas.
Masyarakat kota berasal dari sosialkultural yang beragam,
dan masing-masing mempunyai tujuan bermacam-macam diantaranya ada yang mencari
pekerjaan dan ada yang lebih mengutamakan pendidikan. Itu sebabnya heterogen
lebih terasa nyata pada masyarakat perkotaan.
4. Kepadatan
Penduduk.
Tingkat kepadatan di kota jauh lebih tinggi dibandingkan
kepadatan masyarakat di desa. Hal tersebut terjadi sebab kebanyakan masyarakat
yang tinggal di kota pada awalnya berasal dari berbagai daerah.
5. Diferensiasi
Sosial.
Diferensiasi sosial relative lebih tinggi, sebab perbedaan
agama, adat istiadat, bahasa, dan sosialkultural yang dibawa oleh para
pendatang dari berbagai daerah cukup tinggi.
6. Pelapisan Sosial.
Lapisan sosialnya lebih didominasi oleh perbedaan status dan
peranan di dalam struktur masyarakatnya. Struktur masyarakat modern lebih
menghargai prestasi yang setinggi-tingginya.
7. Mobilitas
Sosial.
Mobilitas pada masyarakat kota lebih dinamis, sebab
perputaran uang lebih banyak terjadi diantara masyarakat kota.
8. Interaksi
Sosial.
Interaksi masyaraka kota lebih dikenal dengan sebutan gesseslchaft
atau kelompok patembayan. Kelompok tersebut artinya ada hubungan timbal
balik dalam bentuk perjanjian-perjanjian tertentu yang orientasinya adalah
keuntungan atau juga pamrih, sehingga tidak heran jika interaksi sosial pada
masyarakar kota yang terjadi hanya seperlunya saja.
9. Pengawasan
Sosial.
Pengawasn sosial periaku pada masyarakat kota lebih sulih
dikontrol sebab masyarakat kurang mengenal satu sama lain dengan luasnya
wilayah cultural yang beragam diperkotaan.
10. Pola
Kepemimpinan
Kepemimpinan berdasar pada pertanggung jawaban secara rasional
atas dasar moral dan hokum. Hubungan antar pemimpin dan masyarakat kota juga
berorientasi pada hubungan formalitas saja.
11. Standar
Kehidupan.
Standar kehidupan masyarakat kota diukur dari barang-barang
yang dianggap punya nilai (harta benda). Biasanya masyarakat kota lebih
mengenal akan deposito atau tabungan. Pandangan masyarakat kota untuk menyimpan
uang dalam bentuk deposito dianggap lebih praktis dan mudah.
12. Kesetiakawanan
Sosial.
Ikatan solidaritas sosial dan ketiakawanan pada masyarakat
kota lebih renggang, artinya hubungan untung rugi lebih dominan terjadi.
13. Nilai
dan sistem nilai
Nilai dan sistem nilai di dalam struktur masyarakat kota
lebih formal, dengan aturan-aturan yang resmi seperti hukum dan
perundang-undangan.
E. Keruangan
Masyarakat Kota
Kota secara internal merupakan satu kesatuan sistem kegiatan
fungsional di dalamnya, sedangkan secara eksternal kota dipengaruhi oleh
lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kota merupakan suatu
sistem yang tidak berdiri sendiri jika dilihat dari segi konteks ruang kota.
Kawasan perkotaan di Indonesia dibedakan berdasarkan tingkat
administrasinya, antara lain kawasan perkotaan berstatus administratif daerah
kota, kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari daerah kabupaten, kawasan
perkotaan baru yang merupakan hasil pembangunan yang mengubah kawasan pedesaan
menjadi perkotaan, dan kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari dua atau
lebih daerah yang berbatasan.
Jika ditinjau dari segi fisik, kota merupakan kawasan dengan
tingkat pembangunan yang tinggi, terletak saling berdekatan, terkonsentrasi,
meluas dari pusatnya hingga ke wilayah pinggiran. Berbeda jika di tinjau dari
segi sosial, kota merupakan konsentrasi penduduk yang membentuk satu komunitas
yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas melalui konsentrasi dan
spesialisasi tenaga kerja. Terakhir, kota jika ditinjau dari segi ekonomi
memiliki fungsi sebagai penghasil produksi barang dan jasa untuk mendukung
kehidupan masyarakatnya dan untuk keberlangsungan kota itu sendiri.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar